Feeds RSS
Feeds RSS

Selasa, 08 Februari 2011

Makalah Komunikasi Massa





Disusun oleh:
Dian Utami
Nuralien Meriska
Trianda Akbar
Vincentius Eko Apriyadi








FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS BINA DARMA
PALEMBANG
                                                              2010                                  


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………..……………………...1
HALAMAN DAFTAR ISI……………………………..……………….….....2
KATA PENGANTAR………………………………..………………….……3
BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah………………………...….……………….....4
B.     Rumusan Masalah………………………………....……………..……4
C.     Tujuan Penulisan………………………………………………………5

BAB II CONTENT ANALYSIS

A.    Pengertian Content Analysis……………………..…………..…….6
B.     Syarat-Syarat Content Analysis………………….…….….……….7
C.    Desain Content Analysis.....................................................................8

BAB III TUJUAN CONTENT ANALYSIS………………...………………10

BAB IV TAHAPAN PROSES CONTENT ANALYSIS
A.   Tahapan Proses Penelitian Content Analysis..................................13
B.   Dasar – Dasar Rancangan Analisis Isi.............................................13
C.   Teknik Pembuatan Skala..................................................................14
D.   Realibilitas dan Validitas.....................................................................15

BAB V PENUTUP...........................................................................................16
SLIDE PERSENTASI.....................................................................................18
PERTANYAAN PESERTA............................................................................23
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................28

KATA PENGANTAR


            Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya selama kami menyelesaikan tugas ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami selama kami berproses bersama mengerjakan tugas ini. Kiranya amal kebaikan Saudara berkenan di hadirat-Nya.
            Tugas bahan presentasi ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Komunikasi Massa.
            Kelompok kami mengangkat tema Metode Penelitian Content Analysis.  Teknik penelitian ini diterpakan untuk menghasilkan inferensi terhadap data verbal dan simbolik, yang dapat diulangi dan valid. Dimana analisis berbentuk dokumen dan teks yang berupaya menguantifikasi isi menurut kategori yang sudah ditetapkan, dengan cara sistematis dan dapat diulang-ulang sehingga Penggunaan prosedur penghitungan dan perekaman yang objektif dan sistematik untuk menghasilkan deskripsi kuantitatif tentang isi simbolik dari sebuah teks.
            Kaitannya dalam Komunikasi Massa adalah Content Analysis merupakan  bagian dari media centric research  yang focus terhadap struktur pada isi media dan industri komunikasi dengan perhatian berdampak rendah pada audiens yang diharapkan juga bagian dari Effec-centric Research yang  berdampak dan mengambil perhatian terhadap organisasi media berikan.
            Seperti pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan karya kami ini. Kami bersedia menerima koreksi dan tanggapan dari pembaca.


Palembang 7 Desember 2010




BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia kagum atas apa yang dilihatnya, manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam kehidupan sehari – harinya manusia juga tak dapat terpisahkan dari aktifitas. Baik itu dilakukan secara individu maupun kelompok. Dalam aktivitas tersebut kadang – kadang (bahkan harus) terdukementasi. Baik itu dalam catatan pribadi maupun media, baik cetak maupun elektronik.
Terlebih pada jaman informasi global sekarang ini, hampir semua yang dialami manusia dapat diakses oleh manusia yang lain, baik itu informasi yang baik – baik maupun yang kurang baik untuk dilihat. Apalagi suatu informasi itu dapat mendatangkan nilai jual yang tinggi.
Untuk itu dalam meneliti suatu pesan yang terdapat dalam dokumen atau sumber pesan yang terdapat dimedia cetak atau elektronik bahkan media – media yang lain, dibutuhkan suatu metode tersendiri yang dikenal dengan analisis isi atau content analysis.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas kami memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa yang dimaksud dengan Content Analysis (Analisis Isi)?
2.    Apa yang menjadi tujuan Content Analysis?
3.    Bagaimana tahapan proses penelitian Analisis Isi?
4.    Bagaimana dasar-dasar rancangan Analisis Isi?




C.    Tujuan Penulisan
Dilihat dari perumusan masalah di atas, pembuatan makalah ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana pentingnya sebuah Analisis Isi bila dikaitkan dengan proses Komunikasi Massa. Dimana metode penelitian ini bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.


                                                





















BAB II
CONTENT ANALYSIS

A. Pengertian Content Analysis
Berikut ini pengertian Content Analysis menurut para ahli:
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara kuantitatif, objektif dan sistematik dari isi komunikasi. (Barelson, 1954)
Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat perujukan pengenalan karakteristik tertentu didalam teks secara sitematik dan objektif. (Stone, et.al, 1966)
Pada uraian tertentu kita mengusulkan penggunaan istilah ‘content analysis’ dan ‘coding’ secara bergantian guna menunjukkan deskrepsi kuantitatif, sistematik dan objektif dari suatu prilaku simbolik. (Cartwrigt, 1953)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian. Holsti menunjukkan tiga bidang yang banyak mempergunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu penelitian sosioantropologis (27,7 persen), komunikasi umum (25,9%), dan ilmu politik (21,5%).
Sejalan dengan kemajuan teknologi, selain secara manual kini telah tersedia komputer untuk mempermudah proses penelitian analisis isi, yang dapat terdiri atas 2 macam, yaitu perhitungan kata-kata, dan “kamus” yang dapat ditandai yang sering disebut General Inquirer Program.
Teknik penelitian untuk menghasilkan inferensi terhadap data verbal dan simbolik, yang dapat diulangi dan valid. Dimana analisis berbentuk dokumen dan teks yang berupaya menguantifikasi isi menurut kategori yang sudah ditetapkan, dengan cara sistematis dan dapat diulang-ulang sehingga Penggunaan prosedur penghitungan dan perekaman yang objektif dan sistematik untuk menghasilkan deskripsi kuantitatif tentang isi simbolik dari sebuah teks. Content Analysis merupakan  bagian dari media centric research  yang focus terhadap struktur pada isi media dan industri komunikasi dengan perhatian berdampak rendah pada audiens yang diharapkan juga bagian dari Effec-centric Research yang  berdampak dan mengambil perhatian terhadap organisasi media berikan.

B. Syarat-Syarat Content Analysis
Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut:
1.      Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).
2.      Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
3.      Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.



C. Desain Content Analysis
Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang menggunakan analisis isi. Ketiganya dapat dijelaskan dengan teori 5 unsur komunikasi yang dibuat oleh Harold D. Lasswell, yaitu who, says what, to whom, in what channel, with what effect. Ketiga jenis penelitian tersebut dapat memuat satu atau lebih unsur “pertanyaan teoretik” Lasswell tersebut.
Pertama, bersifat deskriptif, yaitu deskripsi isi-isi komunikasi. Dalam praktiknya, hal ini mudah dilakukan dengan cara melakukan perbandingan. Perbandingan tersebut dapat meliputi hal-hal berikut ini.
1.      Perbandingan pesan (message) dokumen yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam hal ini analisis dapat membuat kesimpulan mengenai kecenderungan isi komunikasi.
2.      Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama/tunggal dalam situasi-situasi yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh situasi terhadap isi komunikasi.
3.      Perbandingan pesan (message) dari sumber yang sama terhadap penerima yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang pengaruh ciri-ciri audience terhadap isi dan gaya komunikasi.
4.      Analisis antar-message, yaitu perbandingan isi komunikasi pada waktu, situasi atau audience yang berbeda. Dalam hal ini, studi tentang hubungan dua variabel dalam satu atau sekumpulan dokumen (sering disebut kontingensi (contingency).
5.      Pengujian hipotesis mengenai perbandingan message dari dua sumber yang berbeda, yaitu perbedaan antarkomunikator.
Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B.
Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima (with what effect)?























                                        




BAB III
                       TUJUAN CONTENT ANALYSIS     

Analisis isi bisa dikatakan ekuivalen dengan studi dokumen untuk penelitian survey. Disini digunakan hipotesis formal dan sampel luas yang dilukiskan secara ilmiah serta dapat dianalissis dengan menggunakan bantuan teknik statistik modern, bahkan dengan bantuan komputer. Dengan demikian, tujuan dari analisisi isi meliputi semua bidang spesialisasi yang sebenarnya juga tercakup dalam penelitian survey. Selain itu, analisis isi juga mempunyai beberapa tujuan khusus seperti determinasi (penentuan) kepengarangan bagi dokumen yang ditulisnya yang bisa dipertanyakan. Disamping pengujian hipotesisi, Holsti mendaftar tujuh tujuan analisis isi, yakni sebagai berikut:
  1. Untuk menjelaskan kecenderungan isi komunikasi
  2. Untuk menjelaskan karakteristik yang diketahui dari sumber-sumber kepada pesan – pesan yang dihasilkan
  3. Untuk memeriksa atau mengaudit isi komunikasi terhadap standar yang berlaku
  4. Untuk menganilisis teknik persuasi
  5. Untuk menganalisis gaya suatu tulisan
  6. Untuk menghubungkan atribut (sifat dan perlengkapan) yang diketahui dari audiens kepada pesan – pesan yang dihasilkan bagi mereka
  7. Untuk menjelaskan pola-pola kumunikasi.
Analisis isi sifatnya sama dengan analisis berstruktur yang diterapkan pada dokumen, dan bukannya pada observasi prilaku nonverbal.
Setidaknya ada lima tugas pokok dalam menghadapi teknik analisis isi ini, yakni sebagai berikut :



  1. Gambarkan sample – sampel dokumen
Teknik samplingnya mempunyai prinsip yang sama dengan teknik sampling pada umumnya. Bisa menggunakan sampling probabilitas, juga bisa menggunakan sampling nonprobabilitas. Kalau digunakan teknik sampling probabilitas, maka analisisinya bisa menggunakan bantuan statistik, baik deskriptif maupun yang inferensial. Sedangkan jika yang dipilih adalah teknik sampling nonprobabilitas, maka semua perhitungan statistik tidak diperlukan.
  1. Batasi isi kategori.
Isi yang ada bergantung kepada tujuan studi.
  1. Batasi unit rekamannya
Sering juga disebut sebagai unit analisis. Tindakan memilih kategori pada umumnya tidak menentukan satu unit rekaman yang sesuai. Tidak ada unit rekaman yang hanya satu buah, tapi ada bebarapa, seperti yang pernah didaftar oleh hosti, sebagai berikut:
Kata atau simbul tunggal
Tema
Kalimat atau paragraph
Item
  1. Batasi unit konteksnya
Terkadang sangat sulit membicarakan analisis pada kategori yang tanpa mempertimbangkan konteksnya. Dalam mempelajari nilai – nilai, peneliti berkeinginan menggunakan kata sebagai unit rekaman, namun ia tidak mempunyai dokumen yang banyak, sehingga penggunaan satu kata tidaklah praktis. Selain itu ia juga merakan bahwa unit yang lebih besar tidak bias memberikan presisi yang diperlukan.
  1. Batasi sistem enumerasinya
Setelah peneliti menentukan unit kategori, unit rekamannya dan unit konteksnya, maka ia harus menetapkan bagaimana ia harus mengkuantifikasikan datanya. Ada empat cara yang penting dalam mengenumerasi atau mengkuantifikasi data dalam analisis isi, yakni sebagai berikut :
  1. Koding biner sederhana, untuk menunjukkan apakah kategori ada dalam dokumen atau tidak.
  2. Frekuensi yang menunjukkan pemunculan kategori pada dokumen
  3. Banyaknya ruang yang digunakan kepada kategori
  4. Kekuatan atau intensitas yang menunjukkan kategori yang diwakili.









BAB IV
TAHAPAN PROSES CONTENT ANALYSIS
A.    Tahapan Proses Penelitian Content Analysis
Terdapat tiga langkah strategis penelitian analisis isi.
1.      Penetapan desain atau model penelitian. Di sini ditetapkan berapa media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan sebagainya.
2.      Pencarian data pokok atau data primer, yaitu teks itu sendiri. Sebagai analisis isi maka teks merupakan objek yang pokok bahkan terpokok. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan lembar formulir pengamatan tertentu yang sengaja dibuat untuk keperluan pencarian data tersebut.
3.      Pencarian pengetahuan kontekstual agar penelitian yang dilakukan tidak berada di ruang hampa, tetapi terlihat kait-mengait dengan faktor-faktor lain.
B.     Dasar – Dasar Rancangan Analisis Isi
Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu :
1.       merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya,
2.       melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih,
3.       pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis,
4.       pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan pengkodean,
5.       pembuatan skala dan item berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan
6.       interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.
Urutan langkah tersebut harus tertib, tidak boleh dilompati atau dibalik. Langkah sebelumnya merupakan prasyarat untuk menentukan langkah berikutnya. Permulaan penelitian itu adalah adanya rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan secara jelas, eksplisit, dan mengarah, serta dapat diukur dan untuk dijawab dengan usaha penelitian. Pada perumusan hipotesis, dugaan sementara yang akan dijawab melalui penelitian, peneliti dapat memilih hipotesis nol, hipotesis penelitian atau hipotesis statistic. Penarikan sampel dilakukan melalui pertimbangan tertentu, disesuaikan dengan rumusan masalah dan kemampuan peneliti. Pembuatan alat ukur atau kategori yang akan digunakan untuk analisis didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian, dan acuan tertentu. Misalnya, kategori tinggi-sedang-rendah, dengan indikator-indikator yang bersifat terukur. Kemudian, pengumpulan atau coding data, dilakukan dengan menggunakan lembar pengkodean (coding sheet) yang sudah dipersiapkan. Setelah semua data diproses, kemudian diinterpretasikan maknanya.

C.    Teknik Pembuatan Skala
Terdapat dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk mengukur intensitas.
Pertama, metode Q-Sort, menyediakan suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataan mengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala 9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X) yang menunjukkan persentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai. Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan kesahihan (validitas) pengukuran.
Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison scaling), yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak melibatkan distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui pernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-pasangan yang mungkin. Keseluruhan metode ini akan menghasilkan suatu skala relatif antaritem.

D.    Realibilitas dan Validitas
Masalah reliabilitas (keterandalan) dan validitas pengukuran (kesahihan) merupakan 2 hal pokok dalam penelitian yang tidak boleh ditinggalkan. Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu penelitian. Apakah kita benar-benar dapat mengukur dengan tepat sesuai dengan alat atau instrumen yang dimiliki. Dikenal beberapa jenis reliabilitas, yaitu berikut ini.
1.    Intercoder dan intracoder, yaitu pemberian kode dari luar dan dari dalam.
2.    Pretest, yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara juri-juri pemberi nilai.
3.    Reliabilitas kategori, yaitu derajat kemampuan pengulangan penempatan data dalam berbagi kategori.
            Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.  Dalam analisis isi, validitas dilakukan dengan berbagai cara atau metode sebagai berikut.
1.    Pengukuran produktivitas (productivity), yaitu derajat di mana suatu studi menunjukkan indikator yang tepat yang berhubungan dengan variabel.
2.    Predictive validity, yaitu derajat kemampuan pengukuran dengan peristiwa yang akan datang.
3.    Construct validity, yaitu derajat kesesuaian teori dan konsep yang dipakai dengan alat pengukuran yang dipakai dalam penelitian tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa, tujuan Analisisi Isi yang utama adalah pengujian hipotesisi, Samplingnya bisa menggunakan sampling probabilitas, juga bisa menggunakan sampling nonprobabilitas, Kategorinya harus menggambarkan tujuan penelitian, lengkap (mendalam), mutually exclusive, dan independent. Tidak ada unit rekaman yang hanya satu buah, tapi ada bebarapa. Dalam penelitian harus melihat konteksnya bagaimana. Ada empat cara yang penting dalam mengenumerasi atau mengkuantifikasi data dalam analisis isi.
Setidaknya dapat diidentifikasi tiga jenis penelitian komunikasi yang menggunakan analisis isi. Pertama, bersifat deskriptif,  Kedua, penelitian mengenai penyebab message yang berupa pengaruh dua message yang dihasilkan dua sumber (A dan B) terhadap variabel perilaku sehingga menimbulkan nilai, sikap, motif, dan masalah pada sumber B. Ketiga, penelitian mengenai efek message A terhadap penerima B. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah efek atau akibat dari proses komunikasi yang telah berlangsung terhadap penerima.
Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dan pelaksanaan studi analisis isi terdiri atas 6 tahapan langkah, yaitu : merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisnya, melakukan sampling terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih, pembuatan kategori yang dipergunakan dalam analisis, pendataan suatu sampel dokumen yang telah dipilih dan melakukan pengkodean, pembuatan skala dan item berdasarkan kriteria tertentu untuk pengumpulan data, dan  interpretasi/ penafsiran data yang diperoleh.
Terdapat dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk mengukur intensitas. Pertama, metode Q-Sort, Kedua, metode skala perbandingan pasangan.
Reliabilitas didefinisikan sebagai keterandalan alat ukur yang dipakai dalam suatu penelitian. Validitas adalah kesahihan pengukuran atau penilaian dalam penelitian.
B.     Saran
Demikian makalah ini kami sajikan walaupun dengan banyak kekurangan. Untuk itu kami berharap semoga banyak masukan maupun kritikan sehingga dapat memberi pemahaman yang mendalam bagi kita semua. Lakukan penelitian sesuai dengan data yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Selamat mencoba!








 




 





 





 




 






















 









 













 










PERTANYAAN PERSENTASI KOMUNIKASI MASSA
08 DESEMBER 2010
CONTENT ANALYISIS

1.     ADI BADAI ( 09191004 )
T = Tolong dijelaskan tentang 5 tugas pokok menghadapi teknik Contet Analysis !
J = Adapun 5 tugas pokok Content Analysis adalah :
1.Gambarkan sample – sampel dokumen
Teknik samplingnya mempunyai prinsip yang sama dengan teknik sampling pada umumnya. Bisa menggunakan sampling probabilitas, juga bisa menggunakan sampling nonprobabilitas. Kalau digunakan teknik sampling probabilitas, maka analisisinya bisa menggunakan bantuan statistik, baik deskriptif maupun yang inferensial. Sedangkan jika yang dipilih adalah teknik sampling nonprobabilitas, maka semua perhitungan statistik tidak diperlukan.

2.Batasi isi kategori.
Isi yang ada bergantung kepada tujuan studi.
3.Batasi unit rekamannya
Sering juga disebut sebagai unit analisis. Tindakan memilih kategori pada umumnya tidak menentukan satu unit rekaman yang sesuai. Tidak ada unit rekaman yang hanya satu buah, tapi ada bebarapa, seperti yang pernah didaftar oleh hosti, sebagai berikut:
Kata atau simbul tunggal
Tema
Kalimat atau paragraph
Item
4.Batasi unit konteksnya
Terkadang sangat sulit membicarakan analisis pada kategori yang tanpa mempertimbangkan konteksnya. Dalam mempelajari nilai – nilai, peneliti berkeinginan menggunakan kata sebagai unit rekaman, namun ia tidak mempunyai dokumen yang banyak, sehingga penggunaan satu kata tidaklah praktis. Selain itu ia juga merakan bahwa unit yang lebih besar tidak bias memberikan presisi yang diperlukan.
5.Batasi sistem enumerasinya
Setelah peneliti menentukan unit kategori, unit rekamannya dan unit konteksnya, maka ia harus menetapkan bagaimana ia harus mengkuantifikasikan datanya. Ada empat cara yang penting dalam mengenumerasi atau mengkuantifikasi data dalam analisis isi, yakni sebagai berikut :
-Koding biner sederhana, untuk menunjukkan apakah kategori ada dalam dokumen atau tidak.
-Frekuensi yang menunjukkan pemunculan kategori pada dokumen
-Banyaknya ruang yang digunakan kepada kategori
-Kekuatan atau intensitas yang menunjukkan kategori yang diwakili.

2.     SERRY SUSANTO THJIN ( 09191018 )
T = Apa kaitan Content Analysis dan komunikasi massa, berikan contoh yang nyata?
J = Kaitannya dengan Komuikasi Massa adalah untuk menganalisis fenomena – fenomena yang ada di media massa. Contoh : Media sedang gencar memberitakan apa dapat kita analisis menggunakan metode Content Analysis.
            3.  AJI SUPENO BAGUS SYAM ( 09191001 )
               T = Tolong di jelaskan tentang :
                        1. intercoder dan incoder.
                        2. pretest,
                         3. relibiltas kategori
J = intercoder dan incoder :  yaitu pemberian kode dari luar dan dari    dalam.
       Pretest : yaitu pengujian atau pengukuran perbedaan nilai antara juri-juri pemberi nilai.

relibiltas kategori : yaitu derajat kemampuan pengulangan penempatan data dalam berbagi kategori.
4.   EKA FITRI YANTI ( 09191015 )
T = Teknik pembuatan skala, ada dua macam:
      1. metode Q-sort
      2. pair comparison scaling metod(skala pertandingan pasangan)
         Tolong dijelaskan secara spesifik
J = Telah dijelaskan dua macam teknik penskalaan (scaling) yang bertujuan khusus untuk mengukur intensitas.
Pertama, metode Q-Sort, menyediakan suatu cara penskalaan universe pernyataan-pernyataan mengenai variabel tertentu. Skala Q-Sort mempergunakan distribusi skala 9 titik. Pada lajur pertama, (Y) berisi 9 point nilai, yang menunjukkan tingkat terendah (1) sampai tingkat tertinggi (9), dan lajur kedua (X) yang menunjukkan persentase pernyataan dalam tiap kategori. Untuk menentukan item-item masuk pada kategori tertentu pada skala yang telah tersedia, dipakai orang-orang yang dianggap sebagai juri penilai. Dalam hal ini perlu ditetapkan keterandalan (reliabilitas) alat ukur, dan kesahihan (validitas) pengukuran.
Kedua, metode skala perbandingan pasangan (pair comparison scaling), yaitu teknik menentukan skala relatif item-item yang tidak melibatkan distribusi nyata. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui pernyataan-pernyataan yang paling intens di antara pasangan-pasangan yang mungkin.
Keseluruhan metode ini akan menghasilkan suatu skala relatif antaritem.



            5.   DITA IRYANI ( 09191025 )
       T = Tolong  berikan contoh kasus yang berkaitan dengan    
               komunikasi massa dan Content Analyisis.
       J = Kita bisa menganalisis semua kasus dengan Content Analysis. 
Contoh : Kasus Bank Century yang timbul tenggelam bisa kita analisis apakah penyebabnya. Mengapa hal ini bisa terjadi. Jika kita dapat mengamatinya secara spesifik kita dapat menemukan jawabannya dengan menngunakan metode Content Analyisis
           












DAFTAR PUSTAKA




0 komentar:

Posting Komentar